![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxvBvO5qSxVIsD5pu_cEDeO9c5b70GWRMzxJofYlCh2RMXfztY2v43Myz8ugMyr28aeCkyvFYWS9XCIa8H4MrgsnUeUon5YdQMJEq903a80KzyTzr1TMOXFuPHzbq2ERgLwY1jA9Wpjovu/s400/12836_172919354742_139741679742_2698881_7524722_n.jpg)
Tari ini memang dimaksudkan untuk mengobarkan semangat para prajurit.Penari biasanya mengenakan busana tradisional dengan manik-manik penghias dada, rok terbuat dari akar bahar, dan daun-daun yang disisipkan pada tubuh. Pakaian penari merupakan salah satu bukti kecintaan masyarakat Papua pada alam.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV31ISb1Mh1jURVkmKlcy9xU8vs4iUv7F4Q4raMf2Y0m4PbbgsW9GeEvt3ZaWd-BS52dTAJLbQKJDQSOtYaD1LH1OtZcMxSuEBNDLkk6dtqYRm4SvLiHoV_2hyphenhyphenzB9FaW5lj2k_G7N77uu3/s400/450px-Orang_Asmat.jpg)
Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Suku Asmat pada dasarnya adalah bangsa pemburu dan mengumpulkan makanan mereka dengan mengambil tepung dari pohon sagu, dengan memancing atau secara berkala berburu babi hutan, kasuari dan buaya.
suku asmat meiliki cara yang sangat sederhana untukmerias diri mereka. mereka hanya membutuhkan tanah merah untuk menghasilkan warna merah. untuk menghasilkan warna putih mereka membuatnya dari kulit kerang yang sudah dihaluskan. sedangkan warnah hitam mereka hasilkan dari arang kayu yang dihaluskan. cara menggunakan pun cukup simpel, hanya dengan mencampur bahan tersebut dengan sedikit air, pewarna itu sudah bisa digunkan untuk mewarnai tubuh.
selain budaya, penduduk kampung syuru juga amat piawai membuat ukiran seperti suku asmat umumnya.
ukiran bagi suku asmat bisa menjadi penghubung antara kehidupan masa kini dengan kehidupan leluhur. di setiap ukiran bersemayam citra dan penghargaan atas nenek moyang mereka yang sarat dengan kebesaran suku asmat.
patung dan ukiran umumnya mereka buat tanpa sketsa. bagi suku asmat kala menukir patung adlah saat di mana mereka berkomunikasi dengan leluhur yag ada di alam lain. itu dimungkinkan karena mereka mengenal tiga konsep dunia: Amat ow capinmi (alam kehidupan sekarang), Dampu ow campinmi (alam pesinggahan roh yang sudah meninggal), dan Safar (surga).
percaya sebelum memasuki dusurga
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kunjungan, kritik dan saran dari Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar